Selasa, 18 Februari 2020

Dear Neptunus (2)

Hai Neptunus, apa kabar di laut biru?
Perahu kertas yang kali ini akan membawakanmu kisah tentang perjalanan hatiku..
Berputar menjadi sesuatu yang bukan kita, demi bisa menjadi diri kita lagi.
Jalan kita mungkin berputar, tapi satu saat, entah kapan, kita pasti punya kesempatan jadi diri kita sendiri..

Bagimana kita bisa terus jalan kalau tempat kita berpijak saja beda..
Kenangan itu cuma hantu di sudut pikir, selama kita cuma diam dan tidak berbuat apa-apa, selamanya dia tetap jadi hantu, tidak akan pernah jadi kenyataan..
Karena hanya bersama kamu, segalanya terasa dekat, segala sesuatunya ada, segala sesuatunya benar dan Bumi hanyalah sebutir debu dibawah telapak kaki kita.

Buat apa dia kembali? Buat apa muncul sejenak lalu menghilang lagi nanti?
Pada akhirnya, tidak ada yang bisa memaksa., tidak juga janji, atau kesetiaan..Tidak ada..
Sekalipun akhirnya dia memilih untuk tetap bersamamu, hatinya tidak bisa dipaksa oleh apa pun, oleh siapa pun..
Kepala kamu akan selalu berpikir menggunakan pola seharusnya, tapi yang namanya hati selalu punya aturan sendiri. Secerdas-cerdasnya otakmu, tidak mungkin bisa dipakai untuk mengerti hati..

Carilah orang yang tidak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya..
Hati tidak pernah memilih, hati dipilih karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh..
Ada saatnya cinta harus dilepas, tidak digenggam dengan begitu erat. Bahwa ada saatnya kita tidak perlu berlari, tapi berhenti, melihat sekeliling dan tersenyum..

Menyerah sama realistis itu beda tipis..
Apa yang orang bilang realistis, belum tentu sama apa yang kita pikirkan..
Ujung-ujungnya kita juga tau, diri kita sebenarnya dan mana yang bukan diri kita..
Dan kita juga tau apa yang kita ingin jalani..
Aku tidak mau sepuluh, dua puluh taun dari hari ini, aku masih terus-terusan memikirkan orang yang sama, bingung diantara penyesalan dan penerimaan..

Tidak akan ada masa depan bila tidak ada masa lalu, pengkhianat terbesar adalah harapan kosong..
Kenyataan terpahit adalah kenyataan yang tak setinggi harapan itu..
Carilah orang yang tidak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-galanya.
Karena bersamamu, aku tidak takut lagi jadi pemimpi..
Mungkin memang harus begini, mungkin harus ini jalannya, meski semua kelihatan baik baik saja, aku merasa tersesat..

Apa yang tak terucap, apa yang tersembunyikan..itulah yang lebih mengkhawatirkan..
Dalam hidup, kita harus memilih antara Mimpi dan Realita..
"There’s time where we need to survive and there’s time where we must surrender.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar